Pages

16 Sep 2014

Inilah JogjaKu

Hai semua, udah lama ane ga entri blog kayaknya udah lumutan hehe
masih sama kayak yang lalu-lalu postingan saya masih seputar Yogyakarta, uniknya kota ini, istimewanya kota ini dan mungkin sedik sejarah dari kota, serta pengalaman saya di kota ini.

Bagi anda yang udah pernah kejogja pasti anda ketaggihan kan????
Terutama ketaggihan belanja di pasar Bringharjo dan Malioboro, ya pasti kan? haha mungkin sedikit cerita saja pasar Bringharjo dan Malioboro serta lokasi disekitarnya, seperti : 0km, museum Vandebrung, taman pintar, taman budaya, dan alun-alun adalah salah satu atau salah banyak lokasi yang sering dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing, dan kenapa mereka(wisatawan) suka berbelanja disini??.
kira-kira kenapa ya????
Wah jujur saja saya juga penasaran, dan saya juga belum tau kenapanya soalnya kan saya bukan orang jogja, saya hanya mahasiswi disalah satu perguruan tinggi negri di jogaja, dan saya pengen sekali mendalami sejarah, dan aktifitas kota ini, kota yang istimewa ini. Untuk itu saya rela panas-panasan datang ke malioboro dan pasar bringharjo hanya untuk mencari informasi-informasi seputar tempat ini :), semoga informasi ini bermanfaat buat ane, anda an kita semua yang membaca blog ane.
Jawaban yang paling banyak di kemukaan oleh masyarakat adalah karena kedua tempat ini berdekatan bukan hanya bringharjo dengan malioboro, tetapi juga berdekatan dengan tempat wisata yang lain serta yang paling penting adalah berdekatan dengan kraton jogja, kalo untuk urusan berbelanja di malioboro atau pasar bringharjo alesan mereka yang hampir semua mengatakan adalah murah dan berbau jogja, maksudnya adalah barang-barang yang berbau jogja seperti batik, pernak pernik dan gantungan kunci mungkin ya tersedia disini serta harganyapun relatif murah, mungkin jawabannya itu. Nah itu jawaban yang paling banyak, tapi apa hanya itu?, lalu bagaimana pembangunan malioboro dan pasar bringharjo, mari kita menilik ke sejarahnya, jangan ngantuk ya hehe, sebelumnya saya akan menampilkan suasana di pasar bringharjo dan malioboro yang saya ambil saat hari selasa.

Gambar disamping adalah gambar pasar Bringharjo Yogyakarta, suasanya sangat rame, terutama disaat pagi dan menjelang siang, disitu benar-benar rame, mau lewat aja susah, saran saya kalo bawa anak kecil kesitu di gendong aja biar ga ilang. langsung ke sejarah singat pasar Bringharjo ya!!!
SEJARAH PASAR BRINGHARJO!!!!

Wilayah Pasar Beringharjo pada awalnya adalah hutan beringin.[4] Tidak lama setelah berdirinya Kraton Yogyakarta pada tahun 1758, wilayah pasar ini dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya.[5] Ratusan tahun kemudian pada tanggal 24 Maret tahun 1925, Keraton Yogyakarta menugaskan Nederlansch Indisch Beton Maatschappij(Perusahaan Beton Hindia Belanda) untuk membangun los-los pasar.[1] Pada akhir Agustus 1925, 11 kios telah terselesaikan dan yang lainnya menyusul secara bertahap.[4]
Nama Beringharjo diberikan setelah bertahtanya Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada tanggal 24 Maret tahun 1925. Sri Sultan Hamngku Buwono VIII memerintahkan agar semua instansi di bawah naungan Kesultanan Yogyakarta menggunakanBahasa Jawa.[1] Nama Beringharjo dipilih karena memiliki arti wilayah yang semula hutan beringin (bering) yang diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo).[1] Nama Beringharjo sendiri dinilai tepat karena lokasi pasar merupakan bekas hutan beringin dan pohon beringin merupakan lambang kebesaran dan pengayoman bagi banyak orang.[1]
Pasar Beringharjo memiliki nilai historis dan filosofis dengan Kraton Yogyakarta karena telah melewati tiga fase, yakni masakerajaanpenjajahan, dan kemerdekaan.[1] Pembangunan Pasar Beringharjo merupakan salah satu bagian dari rancang bangun pola tata kota Kesultanan Yogyakarta yang disebut Catur Tunggal.[1] Pola tata kota ini mencakup empat hal yakni keraton sebagai pusat pemerintahan, alun-alun sebagai ruang publik, masjid sebagai tempat ibadah, dan pasar sebagai pusat transaksi ekonomi. (sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_Beringharjo). Nah itulah sejarah dan mengapa pasar itu diberi nama beringharjo, sedikit ada pencerahaan bukan, walaupun saya mengambilnya dari wikipedia, tapi ini sangat detail bukan. Sekarang kita liat sejarah dari malioboro sendiri.

SEJARAH BERDIRINYA MALIOBORO!!!
Dalam bahasa Sansekerta, kata “malioboro” bermakna karangan bunga. itu mungkin ada hubungannya dengan masa lalu ketika Keraton mengadakan acara besar maka jalan malioboro akan dipenuhi dengan bunga. Kata malioboro juga berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama “Marlborough” yang pernah tinggal disana pada tahun 1811-1816 M. pendirian jalan malioboro bertepatan dengan pendirian keraton Yogyakarta (Kediaman Sultan).
Perwujudan awal yang merupakan bagian dari konsep kota di Jawa, Jalan malioboro ditata sebagai sumbu imaginer utara-selatan yang berkorelasi dengan Keraton ke Gunung merapi di bagian utara dan laut Selatan sebagai simbol supranatural. Di era kolonial (1790-1945) pola perkotaan itu terganggu oleh Belanda yang membangun benteng Vredeburg (1790) di ujung selatan jalan Malioboro. Selain membangun benteng belanda juga membangun Dutch Club (1822), the Dutch Governor’s Residence (1830), Java Bank dan kantor Pos untuk mempertahankan dominasi mereka di Yogyakarta. Perkembangan pesat terjadi pada masa itu yang disebabkan oleh perdaganagan antara orang belanda dengan orang cina. Dan juga disebabkan adanya pembagian tanah di sub-segmen Jalan Malioboro oleh Sultan kepada masyarakat cina dan kemudian dikenal sebagagai Distrik Cina.
Perkembangan pada masa itu didominasi oleh Belanda dalam membangun fasilitas untuk meningkatkan perekonomian dan kekuatan mereka, Seperti pembangunan stasiun utama (1887) di Jalan Malioboro, yang secara fisik berhasil membagi jalan menjadi dua bagian. Sementara itu, jalan Malioboro memiliki peranan penting di era kemerdekaan (pasca-1945), sebagai orang-orang Indonesia berjuang untuk membela kemerdekaan mereka dalam pertempuran yang terjadi Utara-Selatan sepanjang jalan.
Sekarang ini merupakan jalan pusat kawasan wisatawan terbesar di Yogyakarta, dengan sejarah arsitektur kolonial Belanda yang dicampur dengan kawasan komersial Cina dan kontemporer. Trotoar di kedua sisi jalan penuh sesak dengan warung-warung kecil yang menjual berbagai macam barang dagangan. Di malam hari beberapa restoran terbuka, disebut lesehan, beroperasi sepanjang jalan. Jalan itu selama bertahun-tahun menjadi jalan dua arah, tetapi pada 1980-an telah menjadi salah satu arah saja, dari jalur kereta api ke selatan sampai Pasar Beringharjo. Hotel jaman Belanda terbesar dan tertua jaman itu, Hotel Garuda, terletak di ujung utara jalan di sisi Timur, berdekatan dengan jalur kereta api. Juga terdapat rumah kompleks bekas era Belanda, Perdana Menteri, kepatihan yang kini telah menjadi kantor pemerintah provinsi.

Malioboro juga menjadi sejarah perkembangan seni sastra Indonesia. Dalam Antologi Puisi Indonesia di Yogyakarta 1945-2000 memberi judul “MALIOBORO” untuk buku tersebut, buku yang berisi 110 penyair yang pernah tinggal di yogyakarta selama kurun waktu lebih dari setengah abad. Pada tahun 1970-an, Malioboro tumbuh menjadi pusat dinamika seni budaya Jogjakarta. Jalan Malioboro menjadi ‘panggung’ bagi para “seniman jalanan” dengan pusatnya gedung Senisono. Namun daya hidup seni jalanan ini akhirnya terhenti pada 1990-an setelah gedung Senisono ditutup.
(sumber : http://pamungkaz.net/sejarah-malioboro-yogyakarta/)
Nah gimana kawan udah tau kan sekarang, bagi anda yang belum pernah kejogja, datanglah kejogja dan kunjungi kedua tempat diatas, tempat bersejarah dan tempat yang membuat keistimewaan Yogyakarta lebih dan lebih, serta tempat bagi orang-orang yang suka shopping, inilah Jogja ku, Jogja istimewa, dan Jogja yang kaya akan budaya Indonesia. Setelah ini saya akan berbagi tempat wisata dijogja, tetap pantau blog ku ya!!!!!!
Salam Budaya Guyss :)


0 komentar: