Pages

1 Apr 2014

Kesetiaan seorang suamai dan keikhlasan seorang Ayah

Cerita ini saya buat berdasarkan pengalaman pertama, kemarin tanggal 30 Maret 2014 saya pergi ke Jogja naik bus, didalam bus saya duduk disebelah anak kecil dan ayahnya, akanya sangat lucu umurnya masih 5tahun. Ketika bus berangkat tiba-tiba sang ayah menyapa “mau kemana mbk?” katanya, sedikit kaget tapi akhirnya saya jawab “mau keJogja pak, ini anaknya ya pak?” sedikit basa-basi dari saya, “iya ini anak saya satu-satunya, namanya Riki” jawab si bapak. Dari yang tadinya sekedar basa-basi saja pada akirnya ke pertanyaan yang lebih serius, awalnya saya agak ragu untuk menanyakan sesuatu yang bukan urusan saya, tapi rasa penasaran saya cukup tinggi, akhirnya saya beranikan bertanya “apa bapak ke Jogja hanya berdua sama Riki?” tanya saya sedikit cemas, Pak Ilham pun menjawab dengan senyuman “iya kami hanya berdua saja, ini udah biasa bagi kami”, pak Ilham menceritakan tentang istirnya yang meninggal dunia ketika melahirkan Riki, beliau menceritakan betapa beratnya perjuangan istrinya untuk melahirkan Riki, bagi Pak Ilham Riki adalah permatanya yang harus ia jaga, lindungi, dan kasihi. Saya terharu mendengar cerita pak Ilham mengenai hidupnya, pak Ilham menceritakan masa lalunya masa dimana dia menikah dengan istrinya, pak Ilham menikah dengan Almh.istrinya tahun 2006 selama 3 tahun lebih beliau belum dikaruniai seorang anak, hingga beliau dan istrinya pergi berobat kesana kemari namun tiada hasil, hingga pada tahun 2009 sekitar bulan februari istrinya tiba-tiba pingsan akhirnya dibawa kerumah sakit didaerah Surabaya, sampai di rumah sakit dan selesai di periksa oleh dokter sungguh menggembirakan sekali ternyata istrinya hamil, pak Ilham dan istrinya sangat bahagia. Pada bulan Oktober istrinya mengalami pendarahan hebat yang membuat pak Ilham khawatir, akhirnya istrinya dilarikan kerumah sakit ketika sampai di rumah sakit kata dokter sudah waktunya untuk melahirkan, akhirnya istri pak ilham dipindahkan ke ruang bersalin. Sekitar pukul 23.00 istri pak Ilham melahirkan Riki, namun setelah melahirkan istri pak Ilham tak sadarkan diri, semua keluarga jadi cemas dan khawatir tim dokter segera memindahkan istri pak Ilham ke ruang ICU, sementara itu pak Ilham masih mengadzain sang jabang bayi, ketika keluar ruang bersalin pak Ilham menerima kabar dari mertuanya yang saat itu didepan ruang ICU, kabar bahwa istrinya telah tiada saat itu juga pak Ilham tidak sanggup berkata-kata hanya kalimat innalihai wa innailaihirojiun yang keluar dari mulut pak Ilham, beliau lagsung masuk keruang ICU dan melihat jenazah istrinya sambil meneteskan air mata perlahan beliau mendekati dan mencium kening istrinya untuk yang terakhir kalinya dan mengucapkan bahwa dia sanyang istrinya. Waktu belalu begitu cepat pak Ilham tidak mau bersedih berlarut-larut sekarang yang ia pikirkan adalah bagaimana membesarkan anak seorang diri, dan bagaimana akan memberitaukan kepada Riki bahwa ia sudah tak punya Ibu, namun hal itu sudah terlewati dengan bentuan mertuannya ia dapat mengurus Riki dan bekerja. Sampai saat ini pak Harun belum menikah lagi karena ia masih mencintai istrinya, dan ia belum siap untuk membina rumah tangga lagi, sekarang umur Riki sudah 5 tahun pak Ilham sangat sayang terhadap Riki begitu pula sebalikknya Rikipun teramat sayang terhadap ayahnya, pak Ilham akan mengurus Riki hingga ia menjadi orang yang berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain, waktu berlibur adalah waktu yang dinantkan oleh pak Ilham karena saat berliburlah ia dapat menikmati waktunya bersama Riki dan menjalani peran ganda sebagai seorang Ibu dan Ayah. Sungguh luar biasa perjuangan Pak Ilham dalam menjalani hidup dan menjalani perannya saat ini namun saya salut terhadap sikap Pak Ilham yang tegar dan sabar dalam menjalani semua cobaan yang ada, saya selalu ingat kata-kata Riki sebelum samapai di Jogja “Ayah I LOVE YOU, maafin Riki ya yah, Riki juga terimakasih ke Ayah” sungguh kata-kata dari seorang anak yang tulus yang diucapkkan dari hati nurani seorang anak, semoga Riki menjadi anak yang sholeh dan bisa membuat ayah bangga. Nah teman-teman semua bagi yang masih memiliki orang tua ucapkanlah terimakasih dan meminta maaflah kepeda kedua orang tua kalian, jangan sampai menyesal di kemudian hari sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi mu, mencintaimu dan merawatmu hingga menjadi seperti saat ini, ingatlah dibalik kesuksesan anak ada peran orang tua yang selalu mendukung dan mendo'akan mu. Bagi yang sudah tak punya ibu, jangan kau sakiti ayahmu sayangilah dia, karna dialah laki-laki hebat yang mampu mendidik dan membesarkan mu hingga saat ini, berterimakasihlah kepada beliau dan ciumlah tangannya seraya mengucapkan kata maaf. Inilah cerita ku terinspirasi saat pergi liburan ke Jogja, semoga yang membaca juga terispirasi ya....